20 September 2007

Binatangpun Berpuasa


Puasa Ramadhan adalah Madrasah Tarbiyah bagi kaum muslimin. Karena di bulan inilah kita dididik dan dilatih oleh Allah untuk menjadi insan-insan muttaqin. Maka di dalam Ramadhan amalan-amalan yang dianjurkan atau di sunnahkan melatih kita menjadi pribadi muslim yang bertaqwa, demikian juga larangan-larangan di bulan penuh rahmat ini melatih kita untuk terbisa meninggalkannya.

Puasa adalah cara ampuh untuk melawan syahwat karena puasa termasuk amal yang tersembunyi dan amal batin yang tidak bisa dilihat orang lain sehingga tidak mudah disusupi riya. Puasa sebagai cara untuk menundukkan musuh Allah. Karena, sarana yang dipergunakan musuh adalah sahwat. Sahwat bisa menjadi kuat karena makanan dan minuman. Selagi lahan sahwat tetap subur, maka setan bisa bebas berkeliaran di tempat gembalaan yang subur itu. Tetapi, jika sahwat ditinggalkan, jalan ke sana juga menjadi sempit.

Satu hal yang menarik dalam bulan puasa adalah shlat malam menjadi budaya, silaturrahim menjadi marak, infaq dan shodaqoh saling berlomba yang biasanya di luar bulan Ramadhan sangat jarang dilakukan. Hal ini bisa terjadi karena Allah SWT melipat gandakan pahala bagi siapa saja yang melaksanakan. Semua mukmin bersepakat untuk meningkatkan keimanan dan ketaqwaan. Akan tetapi itu semua hanya dapat dirasakan oleh orang orang beriman yang menyambut Ramadhan dengan suka cita “Imanan wah tisaban”.

Puasa juga ternyata mampu melahirkan sosok makhluq baru, pribadi baru dan semangat baru. Dan ternyata puasa ini juga dilakukan oleh hamba-hamba Allah yang lain seperti Ular, kupu-kupu dan beberapa binatang lainnya.

Ular dalam kurun waktu tertentu melakukan puasa. Dan setelah berpuasa sekian hari maka terjadilah proses bergantian kulit atau orang jawa bilang “nlungsumi”. Maka lahirlah penampilan baru dari sang ular lebih muda dan lebih segar. Kulitnya telah berganti menjadi lebih baik.

Begitu juga pada kupu-kupu atau ulat. Sang ulat setelah memakan dedaunan maka dia kan mengambil posisi yang aman dan kemudian berubah menjadi kepompong. Selama proses ini sang ulat berpuasa selanjutnya terjadi metamorfosa dari makhluk yang bernama ulat berubah menjadi kupu-kupu. Sosok yang benar-benar baru dari tampilan sebelumnya. Ia rela berpuasa sekian lama untuk dirinya sehingga yang tadinya orang tadinya jijik melihatnya berubah menjadi makhluk yang indah dan enak dipandang itulah kupu kupu dengan keindahan sayapnya dan memberikan banyak manfaat bagi tanaman disekitarnya lain dari sosok sebelumya yang merusak karena memakan dedaunan. Dan masih banyak lagi fenomena alam yang mengantakan kepada kita untuk lebih memahami hikmah dari puasa.

Alangkah indahnya hasil akhir dari puasa. Dari orang yang tadinya banyak bermaksiat di Ramadhan ini dilatih atau ditarbiyah untuk menghentikannya. Yang tadinya suka menggunjing berubah menjadi manusia yang senang bersilaturahmi, yang tadinya malas ke masjid dan majlis taklim menjadi orang yang rajin beribadah dan haus ilmu. Telah lahir sosok baru menjadi manusia-manusia bertaqwa yang senantiasa menebar manfaat dan kebaikan sebagaimana kupu-kupu yang indah dipandang.

Wallahu a’lam bishowab

0 Comments:

Recent Comments

© blogger beta templates | Webtalks